Kamis, 02 Maret 2017

Permasalahan Kebijakan Makroekonomi (Penggangguran, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi)




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah

Kondisi perekonomian Indonesia dalam perkembangannya sampai dengan saat ini merupakan gambaran dari suatu proses panjang sebagai sebuah indikator efektivitas dari kinerja pemerintahan saat itu yang dipimpin oleh seorang presiden beserta kabinetnya.
Analisa makroekonomi bertujuan untuk menerangkan mengenai tiga dari enam masalah pokok yang dihadapi oleh setiap perekonomian,antara lain masalah pengangguran, inflasi yg sering sekali wujud dalam perekonomian dan masalah pertumbuhan ekonomi. Akibat ketidakefisienan pengguna faktor produksi dalam suatu negara adalah terjadinya kenaikan harga (tingginya biaya tetap yang di serap produk). Kenaikan harga juga akan menyebabakan terjadinya inflasi sehingga masyarakat berpenghasilan tetap dan para petani akan sangat dirugikan karena nilai rupiah yang dimiliki masyarakat akan mengalami penurunan, penurunan pendapatan masyarakat akan menyebabkan pertumbuhan masyarakat menurun sehingga banayak terjadi pengangguran yang terjadi di indonesia. Masalah ini menjadi tantangan yang harus di selesaikan pemerintah indonesia melalui kebijakan-kebijakan nya.
Di sisi lain, tantangan ke depan pembangunan ekonomi Indonesia tidaklah mudah untuk diselesaikan. Dinamika ekonomi domestik dan global mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap perubahan. Keberadaan Indonesia di pusat baru gravitasi ekonomi global, yaitu kawasan Asia Timur dan AsiaTenggara, mengharuskan Indonesia mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mempercepat terwujudnya suatu negara maju dengan hasil pembangunan dan kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. Sebagai pusat gravitasi perekonomian global, Kawasan Timur Asia (termasuk Asia Tenggara) memiliki jumlah penduduk sekitar 50 persen dari penduduk dunia. Cina memiliki sekitar 1,3 miliar penduduk,sementara India menyumbang sekitar 1,2 miliar orang, dan ASEAN dihuni oleh sekitar 600 juta jiwa.Secara geografis, kedudukan Indonesia berada di tengah-tengah Kawasan Timur Asia yang mempunyai potensi ekonomi sangat besar.
Masalah masalah ekonomi yang terjadi memberi ketertarikan penulis untuk meneliti mengenai masalah masalah perekonomian indonesia 5 tahun terakhir.



1.2  Pembatasan Masalah

1.      Ruang lingkup pembahasan makalah ini hanya sebatas data perekonomian indonesia di mulai dari tahun 2009-2015 (5 tahun terakhir).

1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
 “Bagaimanakah  permasalahan ekonomi makro indonesia dari tahun 2009-2015”

1.4 Tujuan Pembahasan
1.       Memahami konsep Pengangguran & Inflasi
2.      Mempelajari hubungan antara Pengangguran & Inflasi
3.       Mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengendalikan Inflasi dan menurunkan Pengangguran.

1.5 Manfaat

1.      Manfaat akademis
Makalah ini diharapkan mampu memperluas atau menambah khasanah ekonomi dan mampu memberikan konstribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya bagi mahasiswa Manajemen FEB USU.
2.      Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih atau masukan kepada pihak-pihak yang membutuhkan.












BAB II
PEMBAHASAN


Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:
a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu:
1) inflasi,
2) pengangguran dan
3) ketimpangan dalam neraca pembayaran.

b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan. Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).

1.1 INFLASI
A. Definisi Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Pada tahun 2014 kita menhadapi inflasi di karenakan naik nya harga BBM bersubsidi yang menyebabkan harga barang pokok pun ikut menaik, lalu memasuki tahun 2015 harga BBM kembali di turunkan , namun harga barang pokok tidak sepenuhnya turun dan belum stabil. Inflasi bisa mengakibat kan banyak hal terjadidi dalam suatu negara.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu
1.      inflasi ringan,
2.      sedang
3.      berat
4.      hiperinflasi.
B.  Penggolongan Inflasi
Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
1.      inflasi yang berasal dari dalam negeri
2.      inflasi yang berasal dari luar negeri.
Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation). Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (hiperinflasi) yang sangat merugkan negara.

C.Dampak Inflasi 5 tahun terakhir
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negative tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 2001. Pada tahun 2001, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2014 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
      
      D.    Sumber-sumber Inflasi di Indonesia
Apabila ditelaah lebih lanjut, terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penyebab timbulnya inflasi di Indonesia, yaitu:
1.Jumlah uang beredar.
Menurut sudut pandang kaum moneteris jumlah uang beredar adalah faktor utama yang dituding sebagai penyebab timbulnya inflasi di setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia jumlah uang beredar ini lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money ( M1 ).Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan, bahwa uang kuasi hanya merupakan bagian dari likuiditas perbankan. Sejak tahun 1976 presentase uang kartal yang beredar (48,7%) lebih kecil dari pada presentase jumlah uang giral yang beredar (51,3%). Sehingga, mengindikasikan bahwa telah terjadi proses modernisasi di sektor moneter Indonesia.Juga, mengindikasikan bahwa semakin sulitnya proses pengendalian jumlah uang beredar di Indonesia, dan semakin meluasnya monetisasi dalam kegiatan perekonomian subsistence, akibatnya memberikan kecenderungan meningkatnya laju inflasi.
Menurut data yang dihimpun dalam Laporan Bank Indonesia, menunjukan laju pertumbuhan rata-rata jumlah uang beredar di Indonesia pada periode tahun 20092014 relatif menengah jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya.
 2.Defisit Anggaran Belanja Pemerintah
Seperti halnya yang umum terjadi pada negara berkembang, anggaran belanja pemerintah Indonesia pun sebenarnya mengalami defisit, meskipun Indonesia menganut prinsip anggaran berimbang. Defisitnya anggaran belanja ini banyak kali disebabkan oleh hal-hal yang menyangkut ketegaran struktural ekonomi Indonesia, yang acapkali menimbulkan kesenjangan antara kemauan dan kemampuan untuk membangun.

Tahun
Angkatan Kerja
Bekerja
Pengangguran
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - TPAK
Tingkat Pengangguran Terbuka - TPT
(Juta Orang)
(Juta Orang)
(Juta Orang)
(%)
(%)
2009
Februari
113,74
104,49
9,26
67,60
8,14

Agustus
113,83
104,87
8,96
67,23
7,87
2010
Februari
116,00
107,41
8,59
67,83
7,41

Agustus
116,53
108,21
8,32
67,72
7,14
2011
Februari
119,40
111,28
8,12
69,96
6,80

Agustus
117,37
109,67
7,70
68,34
6,56
2012
Februari
120,41
112,80
7,61
69,66
6,32

Agustus
118,05
110,81
7,24
67,88
6,14
2013
Februari
121,19
114,02
7,17
69,21
5,92

Agustus
118,19
110,80
7,39
66,90
6,25







Sumber:Sakernas,BPS







2.2  MASALAH PENGANGGURAN
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.Di indonesia pengangguran banyak terjadi.

      A.    Penyebab terjadinya Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran tahun 2009-2014 menaik, dan dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
PERKEMBANGAN KESEMPATAN, PENGANGGURAN & TINGKAT PENGANGGURAN (Februari 2005 – 2007)


B .Dampak terjadinya Pengangguran
a).Bagi Perekonomian Negara
-Penurunan pendapatan perkapita.
- Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.
- Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.
b).Bagi Masyarakat
- Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
- Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak pekerja.
- Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

  C . Kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran
1.Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang penting untuk mengatasi pengangguran. Melalui kebijakan fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Apabila dilihat dari sisi perpajakan, untuk mengatasi masalah pengangguran langkah yang harus dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak akan meningkatkan daya beli masyarakat untuk membeli barang dan jasa. Sehingga pengeluaran rumah tangga mengalami peningkatan. Kenaikan pengeluaran rumah tangga akan meningkatkan juga pengeluaran secara keseluruhan. Dengan demikian pendapatan nasional akan bertambah yang pada akhirnya kesempatan kerja meningkat dan pengangguran berkurang.
2.Kebijakan Moneter
Cara pemerintah (melalui bank sentral) dalam mengatasi pengangguran yaitu dengan menambah jumlah penawaran uang. Semakin meningkatnya penawaran uang maka akan menurunkan suku bunga dan meningkatkan investasi. Jumlah investasi yang semakin meningkat akan menambah kesempatan kerja yang pada akhirnya akan mengurangi pengangguran.

3.3  MASALAH PERTUMBUHAN EKONOMI
            Selama ini pola pertumbuhan ekonomi Indonesia termasuk bercirikan consumption driven growth dibandingkan investment led growth dan kondisi perekonomian Indonesia sebenarnya masih jauh dari berkualitas.pertumbuhan ekonomi merupakan masalah dalam jangka panjang. Pertumbhan ekonomi yang sangat pesat merupakan fenomena penting yang di alami dnia semenjak dua abad belakangan ini. Pada umumnya pertumbuhan ekonomi yangberlaku tidaklah selalu terus menerus menunjukan kenaikan yang teguh dan dapat sepenuhnya menggunakan faktor produksi yang bertambah.

      A.    Pertumbuhan di indonesia
Secara tahunan, pertumbuhan 2009 diprakirakan masih negatif -1,2% untuk kemudian kembali pulih ke tingkat 2,3% pada tahun 2010 dan 2,6% pada tahun 2011. Untuk Jepang, pertumbuhan PDB riil (y-o-y) pada triwulan I √ 2009 diperkirakan akan sangat terkontraksi (-3,8%) sebelum menjadi -2,8% pada triwulan II, dan -2,2% di triwulan III, untuk kemudian kembali positif sebesar 0,2% pada triwulan terakhir 2009. Pada tahun 2009 secara keseluruhan ekonomi Jepang tumbuh negatif -2,2% untuk kemudian naik 2,0% tahun 2010 dan 3,2% pada 2011. Berpijak pada perkiraanperkiraan di atas, lintasan pemulihan ekonomi (recovery path) dunia, yang dimotori oleh negaranegara maju, secara kuartalan diperkirakan akan mengikuti pola ≈U-shapeΔ, namun secara tahunan akan cenderung ≈V-shapeΔ.terus memburuk. Dengan perkembangan tersebut,pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 0,5% dari 3,4% pada tahun 2008. Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia tersebut menyebabkan pertumbuhan volume perdagangan dunia mengalami kontraksi hingga 2,8%. Akselerasi pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan mulai terjadi pada 2010 dan selanjutnya akan semakin kuat pada 2011.
Dalam sebuah diskusi tentang ‘Indeks Kebebasan Ekonomi’ disebutkan bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki posisi sebagai mostly unfree pada urutan ke 83 dari 130 an negara yang disurvei (Perdana & Fadhil, 2006). Freedom index berusaha untuk mengukur political & civil liberties dimana unsur yang digunakan ada 4, yaitu kebebasan pribadi untuk melakukan kegiatan ekonomi, pertukaran sukarela yang dikoordinasi oleh pasar, kebebasan untuk masuk dan berkompetisi di pasar, serta perlindungan hak milik pribadi dari agresi orang lain (Perdana & Fadhil, 2006). Definisi kebebasan ekonomi disini adalah tidak adanya kekangan pemerintah dalam hal produksi, konsumsi dan distribusi barang-barang demi melindungi kebebasan itu sendiri, intinya adalah semakin kecil peran pemerintah maka tingkat kebebasan ekonominya semakin tinggi (Perdana & Fadhil, 2006).
Indonesia adalah Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh secara signifikan diikuti oleh Konsumsi Pemerintah pada urutan ketiga. Sedangkan perdagangan internasional secara netto yaitu Ekspor dikurangi Impor selama 10 tahun terakhir ini kontribusinya terhadap PDB cukup kecil.
 
      B.     Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.



BAB III
KESIMPULAN & SARAN
      1.      KESIMPULAN
Makro ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan dan pasar.Ekonomi makro Indonesia saat ini jauh lebih kuat untuk menghadapi ancaman krisis ekonomi dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada 1997.Kebijakan makro ekonomi ditujukan untuk memperbaiki dan menjaga kestabilan perekonomian Negara.Makro ekonomi mencakup pada kegiatan yang luas dan tidak hanya dengan memperhatikan satu elemen saja.seperti hal nya Inflasi mempunyai keterkaitan terhadap Pengangguran. Tingkat Pengangguran yang rendah akan menimbulkan masalah Inflasi, sebaliknya bila tingkat Pengangguran tinggi tingkat harga-harga relatif stabil. Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat akibat kenaikan harga barang (Inflasi), berakibat pada lemahnya investasi pula, dan akhirnya berdampak pada menambahnya Pengangguran karena tidak adanya kesempatan kerja. Setiap hal pasti memiliki dampak negatif dan positif dapat mendorong perekonomian kearah yang lebih baik lagi dampak negatifnya adalah membuat perekonomian menjadi kacau dan tidak bergairah atau lesu. Jika perekonomian menjadi kacau akan terjadi peningkatan harga – harga kebutuhan pokok dan dapat merugikan pegawai yang mempunyai gaji tetap serta tanggungan jika sudah berkeluarga dan memiliki anak. Jika itu berlangsung cukup lama akan membuat pegawai atau para pekerja jadi malas dan akan bertambahnya kemiskinan serta kriminalitas.
      
     2.      SARAN
Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang terkait seharusnya menganalisis terlebih dahulu dampak jangka panjang yang akan terjadi di masyarakat. Kebijakan-kebijakan makro ekonomi yang baik seharusnya memperkuat perekonomian Negara secara keseluruhan yg dilakukan pemerintah tidak hanya sekadar mengejar target inflasi yang rendah guna memperbaiki kondisi keuangan negara. Karena seharusnya ekonomi makro menyangkut pada banyak hal seperti bagaimana mendorong sektor riil, bagaimana memperbesar kesempatan kerja, bagaimana menjaga kestabilan nilai tukar rupiah (bukan penguatan nilai tukar) dan bagaimana menjaga keseimbangan perdagangan luar negeri  (ekspor dan impor).



















DAFTAR PUSTAKA

1. BI.2014. Bank Indonesia. Aviable from : (www.bi.go.id). Accesed :
       2015,february 24

2.      BPS.2014. Badan Pusat Statistik. Aviable from : (http://www.bps.go.id/webbeta/frontend/Brs/view/id/1114). Accesed :
2015,februay 24
3.      Darwinws.2012. Masalah pokok ekonomi. Aviable from :
http://darvanws-babel.blogspot.com/2012/04/masalah-pokok-ekonomi. Accesed :
2015,february 24
4.      Endri, (2008). “ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENPENGARUHI INFLASI DI INDONESIA”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 13 No. 1, Hal 1-13

5.      Gustra Arianda.2013. Makalah ekonomi pokok permasalahan ekonomi. Aviable from:
http://www.academia.edu/7899812/Makalah_Ekonomi_Pokok_Permasalahan_Ekonomi_dan_Sistem_Ekonomi. Accesed : 2015,february 24


6.      Tim Penyusun HKMJ.2011. Masalah Masalah Pokok Perekonomian Indonesia. Aviable from : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/masalah-masalah-pokok-perekonomian-indonesia. Accesed : 2015,february 24





Tidak ada komentar:

Posting Komentar